Motogp Musim 2016, bakat alami & Kepiawaian sesungguhnya MM93 VS The Doctor bakal terlihat!

rossi mmrossi mm93

Brosis, tulisan ini merupakan kembangan dari tulisan kang Taufik Tmc.blog hari ini :

Valentino Rossi Sangat Termotivasi …Ingin Race Sampai Musim 2017

Mengapa the Doctor terus menjaga asa dan terus termotivasi ingin eksis race sampai musim 2017 ?

Untuk memahami mengapa motivasi dan spirit the doctor sampai sedemikian tingginya mau terus race sampai 2017, silahkan brosis baca kutipan paragraf kang Taufik ” theDoctor “nya blogger tanah air :

” Sehebat hebatnnya atau secanggihnya sistem Motor yang dipakai  oleh pabrikan di MotoGP 2015 ini . . . pada akhirnnya di Musim 2016 nanti dengan peraturan peraturan Baru 2016 semuannya sudah hampir seperti setengah Reset, imho . . . salah satu kunci performa pabrikan yakni software management mesin boleh dibilang kembali dikebiri oleh dorna sports dan pabrikan tidak bisa secara leluasa ngotak ngatik algoritmanya sendiri sob . . .

Sehingga 2016 boleh dibilang kembali menjadi ajang saling lirik kemampuan lawan.  Saling mempelajari kembali kekuatan diri sendiri dan membandingkan dengan pabrikan lain. Dan ingat di regulasi, mesin tetap harus sealed alias di bekukan pengembangannya sepanjang Race di lakukan . . . dan untuk melihat hasil adaptasi pabrikan di musim pertama 2016 yang mengadopsi sistem one make ECU dan software paling cepat adalah melihat di test Pramusim 2017 dan juga tentunnya di race 2017 “

IMHO, nah ane yakin disaat ECU dan Sofware diseragamkan, bakal terlihat skil asli si tukang ngibrit93, masih beranikah doi se-ngebut sekarang & semiring sekarang? , yang aksi doi saat ini sepenuhnya dikontrol oleh sensor 50 titik di motor RCV ditambah lagi dengan tambahan sofware ekstra balance = ekstra keseimbangan ‘sulit jatuh’ milik robot asimo. (Honda’s ASIMO uses Posture Control technology to proactively bend or twist its torso to maintain balance while walking and running)

asimo stairsmarquez low bendmm bend blkg

Teknologi ekstra mahal honda sebagai pabrikan TAJIR sulit diimbangi pabrikan lain, sehingga jika terus dibiarkan akan terjadi ketidak-Fair-an yang bikin race motogp jadi monoton karena Development motor jadi tidak imbang antar pabrikan karena faktor UUD (Ujung-Ujungnya (butuh) Duit = Wani Piro?).

Fitur dan teknologi ekstra komplit dan super mahal di RCV, bikin si tukang ngibrit balapan bagai rider nggak ada takutnya. Nah, bagaimana jika aneka atribut sensor, sofware bejibun yang disematkan di RCV sudah dieliminir Dorna? ..semuanya akan terjawab di musim 2016 saat ECU+Sofware sudah diseragamkan, masihkah marquez sama cepatnya dengan musim 2013-2015?

Sekedar catatan saja, diparuh kedua musim 2014 sampai dua race kemarin musim 2015, kita lihat si tukang ngibrit sudah tidak mampu lagi kabur jauh seperti 2013 dan paruh pertama 2014. Sekencang apapun MM93 berusaha ngibrit tetap dapat diikuti oleh the doctor.

Jika di musim 2014 Rossi tertinggal 49 detik dari Marquez di Austin, maka race kemarin the Doctor cuma tertinggal 3 detik saja padahal kondisi ban benar-benar hancur di sisi kanan, bikin lek Rossi membalap 90% speed mulai 7 lap terakhir – tapi cuma tertinggal 3 detik dari marquez yang 14 tahun lebih muda dari Vr46. Joss, mantaf tenan lek!!

ban depan-rossi

About SidiqDemot

i love motocycle and motogp, i've made blog about it

Posted on 15 April 2015, in Tak Berkategori. Bookmark the permalink. 2 Komentar.

  1. brigade jalan raya

    kalo MM93 di moto2 dulu bisa jadi tolak ukur skillnya, artinya itu menandakan MM93 masih lawan yang tangguh. tapi kan di moto2 semua motor ga jauh beda.

    kalo nanti honda vs yamaha, jadi teringat VR46 vs MAX3 dulu (MAX3 selalu dibayangi VR46 dan akhir lap di-overtaking) ^_^

    Suka

  1. Ping-balik: Rossi El-Phenomenon, RCV Crash! speednya sudah terkejar M1 | Demenmotor.blog

Tinggalkan komentar